Senin, 03 Juni 2013
SAHABAT PENA R.A. KARTINI
Keberadaan dan peran Kartini pada waktu itu selain dari keluarga juga tidak bisa lepas dari sahabat-sahabatnya di sekolah dan di Belanda dan Eropa. Lantaran adat yang membuatnya harus tunduk dan pasrah, pemikiran dan uraian berbagai hasrat malah lebih banyak terungkap kepada sahabatnya yang berada di luar negeri. Hanya itu yang bisa Beliau lakukan ketika menjalani masa pingitan pada umur 12 tahun. Dengan Pena Kartini berjuang. Dengan Pena Kartini meluapkan sisi idealismenya kepada sahabatnya, memberikan argument dan deskripsi mengenai keberadaannya dan kondisi rakyat pribumi yang semakin ditekan khususnya kaum perempuan tanah Jawa. Mengakui sebagai Gender yang ingin diperlakukan sama dengan yang lain, para priyayi pribumi. Bercita-cita yang tinggi, sekolah, agar dapat memberikan sumbangan kepada generasi penerusnya. Namun itu hanya mustahil ketika sampai di hati Ayahandanya sebagai pemegang kekuasaan menjadi Bupati Jepara masa itu. Nah, tim Kartini Pustaka mencoba memberikan informasi-innformasi siapa sajakah Sahabat Pena Kartini dan berasal dari mana saja. Antaranya yaitu:
1. Mr. J.H. Abendanon dan Nyonya. R.M. Abendanon-Mandri
Mr. Abendanon merupakan orang kali pertama yang berhasil menghimpun surat-surat Kartini yang pernah diterimanya serta dari sahabat lainnya. Hingga pada tahun 1911 terbitlah buku berjudul Door Duisternis tot Licht dalam bahasa Belanda cetakan pertamakalinya. Namun, karena daftar pustaka dan waktu yang telah lama, Beliau tidak bisa menemukan dan memungut semua surat kartini tetapi sebagian besar telah dipadukan dan diterbitkannya tersebut. Abendanon adalah seorang pegiat Ilmu Hukum di Leiden. Tahun 1894 Beliau pergi ke Hindia-Belanda untuk mengikuti studi tambahan. Bagi Kartini, Abendanon merupakan salah satu orang terdekat yang berinteraksi langsung dengan keluarga di Jepara. Baik dengan Kartini sendiri maupun dengan Ayahandanya Sosroningrat. Dengan cita-cita Kartini yang ingin pergi ke tanah Belanda dan Eropa, Beliaulah orang yang telah memberikan motivasi dan kesempatan pada waktu itu, walaupun pada akhirnya, Kartini berubah pikiran untuk mengurungkan niat tersebut.
2. Nona Stella Zeehandelaar
Stella Zeehandelaar adalah sahabat Kartini dari negeri Holland Belanda. Dia seorang dokter yang dilahirkan pada tanggal 1874 lima tahun lebih tua dari Kartini. Stella berasal dari keluarga Yahudi begitu pula dengan dengan suaminya. Kartini berkenalan dengannya pada tahun 1899 melalui redaksi de Hollandse Lelie sebuah majalah yang sangat terkenal pada waktu itu. Kartini banyak memberikan karangan-karangan dalam bidang social dan sastra pada masa itu. Hingga pada akhirnya, Stella tertarik dan bersahabat dengannya. Stella terkenal dengan sosok yang radikal, berdikari, serta mempunyai kekuatan dalam memberontak dalam berbagai hal yang dianggapnya tidak sesuai dengan keadaan di sekitarnya. Tipikal itu sama dengan sosok seorang Kartini. Walaupun Kartini pada waktu itu lebih banyak berjuang dengan pena-penanya. Mulai saat itulah mereka saling berkirim pena dalam mengungkapkan isi hati dan keadaan yang dialami. Stella Zeehandelaar meninggal pada tahun 1936 di Itali.
3. Letcy
Nama tersebut hanya kami temukan singkat dalam sejarah bersama Kartini. Letcy adalah sahabat Kartini pada waktu duduk di sekolahan pribumi pada saat Kartini berusia 12-14 tahun. Dia adalah sahabat yang mengerti ketika perilaku deskriminasi perbedaan suku dan ras dilontarkan kapada Kartini. Letcy lah yang memberikan motivasi dan membuka jalan pikiran untuk memikirkan cita-cita yang akan dicapai kemudian hari.
4. Ir. H.H van Kol dan Nyonya. J.M.P van Kol-Porey
Tuan van Kol merupakan sahabat Kartini dari Belanda. Beliau menamatkan pendidikannya di Delft tahun 1876, hingga pada akhirnya dia pergi ke Hindia-Belanda. Dia bekerja dalam bidang teknik sebagai Insinyur dalam membangun pengairan. Tugas yang diembannya dalam menangani bidang tersebut, menjadikannya semakin akrab dengan rakyat pribumi. Van Kol memberontak terhadap pelaksanaan politik penjajahan yang dianggapnya telah keterlaluan dan menyakitkan. Istrinya bernama Ny. Nellie van Kol adalah seorang pengarang di majalah Hollandse Lelie tempat Kartini memberikan sumbangan karangan juga. Dari situlah mereka mulai bertemu dan berkenalan dalam bertukar pikiran dan menanggapi dari segala hal yang terjadi di tanah Jawa khususnya.
5. Nyonya M.C.E Ovink-Soer
Nyonya Ovink adalah istri asisten residen Ovink yang ditempatkan di Jepara pada tahun 1894. Pada waktu itu bersama suaminya dan kakak perempuan berkunjung ke Kabupaten, di sanalah mereka bertemu dengan keluarga Kartini dan dia sendiri. Sejak saat itu Ny. Ovink sering berkunjung dan sering melewatkan bersama Kartini dan saudara-saudaranya. Ny. Ovink ikut melukis bersamanya. Beliau sendiri berasal dari keluarga seniman dan satrawan. Dia melukis dari beberapa roman yang ada di Hindia-Belanda, terutama buku anak-anak. Kedekatannya, membuat Kartini telah dianggap sebagai anaknya sendiri lantaran juga Beliau tidak mempunyai sang buah hati. Mereka saling bertukar pena dan pikiran, dan itu sangat memberikan tempat tersendiri buat Kartini.
6. Dr. N. Adriani
Nicolaus Adrian adalah seorang ahli bahasa yang tinggal bersama dengan istrinya di Poso. Pada tahun 1894 dia dikirim ke tanah Toraja Sulawesi Tengah untuk mempelajari bahasa-bahasa Toraja. Keberadaannya sebagai ahli bahasa mendapat responden yang cukup banyak dari rakyat pribumi, salah satunya adalah Kartini. Mulai saat itulah mereka saling bertukar pena. Karya utama Adriani yang ditulis dengan teman-temannya yaitu Albert Kruyt karya standar De Baree sprekende Toradjas van Midden-Celebes. Karya tersebut merupakan kumpulan puisi-puisi yang lahir dari suara ungkapan para rakyat di tanah Toraja.
7. Nyonya H.G. de Booy-Boissevain
Hilda Gerarda de Booy dilahirkan pada tanggal 12 Juli 1877 di Amsterdam. Dia adalah anak perempuan CharlesmBoissevain seorang sastrawan dan pemimpin redaksi terkenal harian Algemeen Handelsblad. Tahun 1897 dia menikah dengan opsir laut Hendrik de Booy dan diangkat menjadi gubernur ajudan. Bupati Jepara Sosroningrat beserta anak perempuannya; Kartini, Roekmini, dan Kardinah berkunjung ke Bogor atas undangan Beliau. Mereka sangat sejalan dan saling mengerti satu sama lain. Bergerak dalam bidang seni dan bidang kemanusiaan terhadap rakyat pribumi. Oleh karena itu, keluarga Kartini mulai dekat dan saling berkenalan.
8. Prof. Dr. G.K. Anton
Profesor Anton adalah seorang guru besar ilmu kenegaraan di Yena Jerman. Bersama istrinya seorang wanita dari Belanda mereka pernah mengadakan study-tour ke tanah Jawa dan sekaligus berkunjung ke Kadipaten Jepara yang dilanjutkan dengan melalui surat menyurat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar