Siapa yang tak kenal
dengan jamu jawa? Jamu gendong yang sering dijajakan oleh mbak-mbak ini yang
membuat ternyata adalah orang Wonogiri. Orang Wonogiri diperantuan
memang terkenal dengan dengan pembuat jamu jawanya. Konon keahlian ini
diwariskan dari nenek moyangnya yang memang memiliki keahlian meracik jamu.
Selain mahir meracik jamu, orang Wonogiri juga mahir memasak bakso sapi.
Rata-rata penjual bakso di Jakarta berasal dari Wonogiri.
Dengan bermodal keahlian meracik jamu dan membuat bakso, orang Wonogiri berani merantau ke pelosok Indonesia. Mereka terkenal ulet dan pekerja keras, tak pelak hasil yang didapat dari bekerja keras dirantau ini sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Inilah sosok orang Wonogiri yang terkenal memiliki spirit merantau.Sejarah Wonogiri
Sebelum membahas lebih lanjut tentang fenomena kesuksesan orang Wonogiri di tanah perantauan, ada baiknya kita menyimak sejarah Kabupaten Wonogiri. Dalam peta, Kabupaten Wonogiri posisinya ada di sebelah tenggara, perbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.Menurut lembaran sejarah, Kabupaten Wonogiri berdiri pada tanggal 19 Mei 1741, awalnya Wonogiri merupakan semacam daerah kerajaan kecil di dusun Nglaroh, Kecamatan Selogiri. Kerajaan Nglaroh berafiliasi dengan Surakarta. Dahulu semasa pembrontakan Raden Mas Said.
Daerah Nglaroh dijadikan basis pertahanan pasukan Raden Mas Said. Untuk menguatkan kedudukan Nglaroh, maka dibentuklah susunan perangkat kepemerintahaan. Di bawah kepemimpinan Raden Mas Said, kerajaan Nglaroh akhir mendapat pengakuan dari Keraton Mangkunegara, seiring dinobatkan Raden Mas Said, sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
Setelah memasuki tahun 1940, Nglaroh berubah menjadi sebuah kabupaten, dan nama Nglaroh pun berubah menjadi Wonogiri. Kabupaten Wonogiri dikepalai oleh seorang Bupati yang dipilih langsung oleh Gubernur.
Nama Wonogiri terdiri dari dua nama, yakni wono yang artinya 'hutan', sedangkan giri berarti 'gunung atau pegunungan'. Nama Wonogiri ini menggambarkan geografis daerah wonogiri yang terdiri dari jajaran pegunungan dan hutan yang masih lebat.
Kabupaten Wonogiri yang geografisnya terdiri dari pegunungan karst yang semacam gunung kapur. Tekstur tanah yang sulit diolah menjadi lahan pertanian. Hanya ketela dan jagung saja yang bisa tumbuh di sana. Sehingga daerah Wonogiri sempat dijuluki daerah penghasil gaplek.
Geografis Wonogiri
Kabupaten Wonogiri dilihat dari peta berada ujung tenggara provinsi Jawa Tengah, di selatan Wonogiri terhampar samudera Hindia, sedangkan pada bagian timur Wonogiri berdampingan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sedangkan di Utara berdampingan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Kemudian di bagian Barat berdampingan dengan kabupaten Gunung Kidul.Secara geografis Wonogiri dilalui pegunungan karst yang membentang dari barat ke timur. Menjadikan daerah Wonogiri tak maksimal untuk bercocok tanam, karena tanahnya kurang cocok untuk menanam padi.
Kondisi cuacanya pun tak menunjang untuk bertanam padi, karena curah hujan di Kabupaten Wonogiri cendurung sedikit, seperti Gunung Kidul. Tak pelak ketika musim kemarau ada beberapa desa yang kekurangan air bersih. Waduk Gajah Mungkur pun tak banyak menolong karena bendungan itu berfungsi menyuplai air untuk pertanian di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Sedangkan suplay irigrasi untuk internal masih kurang.
Alasan Orang Wonogiri Merantau
Kondisi lingkungan yang keras ini, mengakibatkan banyak warga di pedesaan Wonogiri bertransimigrasi ke luar pulau seperti di Lampung, Bengkulu, Sumatera Utara, Kalimantan dan sekitarnya. Bahkan ada beberapa orang Wonogiri yang bertahan tinggal di Timur Leste. Sejak provinsi ini keluar dari NKRI, mereka warga Wonogiri mengadu nasib di Timor Leste, walau hanya dengan berjualan bakso dan mie ayam tapi bisa menghidupi diri sendiri dan kerabat di kampung.Terbukti orang Wonogiri memiliki mental yang kuat untuk mencari penghidupan yang lebih baik di tanah rantau. Ini menunjukan bahwa tak hanya orang Padang saja yang tangguh merantau. Tapi orang Jawa pun bisa sukses. Orang Wonogiri terkenal pekerja ulet dan tahan banting. Kondisi di kampung halaman yang serba sulit, menjadi sebuah tempaan yang pada akhirnya membentuk anak Wonogiri tahan banting, mandiri dan berpikir kreatif.
Kemandirian orang Wonogiri patut diacungi jempol, rata-rata orang Wonogiri yang sukses di Jakarta memiliki jiwa entrepreneur yang dibangun secara tradisional.
Kunci Sukses Wong Wonogiri Perantauan
Seperti layaknya falsafah Jawa yang mengatakan golek jeneng nembe jenang, yang artinya cari nama dulu baru mencari jenang/dodol. Secara bebas mari kita jelaskan makna dari falsafah tersebut. Kalau ingin sukses manusia itu harus membangun citra yang baik, caranya berbisnis dengan jujur, melayani dan prihatin. Setelah tahapan itu dilakukan pastilah nanti akan mendapatkan manfaat berupa materi. Seperti yang disimbolkan jenang dalam falsafah tersebut.Kepercayaan, laku prihatin, rasa tepo seliro/ toleransi dan paseduluran/ persaudaraan. Itulah empat kunci rahasia sukses pengusaha Wonogiri. Mari kita lihat penjelasan empat kunci sukses.
1. Kunci Sukses Wong Wonogiri Perantauan - Kepercayaan
Percaya merupakan dampak dari sikap jujur. Kalau ingin menjalankan usaha Anda harus jujur terhadap pembeli. Sikap jujur itu perlu dalam kehidupan, begitupun juga berbisnis. Berbisnis itu beribadah apalagi dilandasi kejujuran pastilah Anda mendapatkan pahala berlipat. Sikap ini rasanya bukan hanya menjadi kunci kesuksesan milik warga Wonogiri, tapi semua warga dunia.Jujur itu menjadikan pelanggan anda percaya kepada Anda, ini menjadi nilai positif untuk usaha Anda. Pelanggan yang puas akan merekomendasikan kepada orang lain tentang usaha Anda ini. Jadi kepercayaan merupakan rezeki yang tak ternilai harganya.·Juga menjadi nilai yang diusung oleh orang Wonogiri.
2. Kunci Sukses Wong Wonogiri - Teposeliro atau Toleransi
Seperti pepatah mengatakan, Di mana bumi diinjak, di situlah langit dijunjung. Di tempat mana dia merantau, di tempat itu jugalah penduduk dan seisinya harus dihormati. Kalau ingin sukses di rantau, Anda harus toleransi terhadap penduduk lokal. Sikap menghormati terhadap penduduk asli, berarti Anda sudah dapat beradaptasi, dan itulah yang juga dianut oleh warga Wonogiri.Bertoleransi inilah yang menjadikan orang Wonogiri bisa tinggal nyaman di mana-mana. Kiat bertoleransi terhadap penduduk lokal, caranya yakni mau belajar sedikit-dikit tentang bahasa masyarakat setempat, logikanya bagaimana bisa berbisnis jika bahasa penduduk lokal saja tak paham.
Selain itu mengamati kebiasaan dan adat istiadat masyarakat lokal. Jangan sampai nanti Anda menjalankan usaha yang melanggar larangan masyarakat lokal. Seperti menjalankan bisnis karaoke di Aceh tentu ini akan ditentang masyarakat di sana. Karena masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi dan mematuhi syariah Islam. Dalam menjalankan bisnisnya, warga Wonogiri cenderung memerhatikan itu semua.
3. Kunci Kesuksesan Wong Wonogiri - Paseduluran atau Persaudaraan
Sistem "getok tular" masih kuat di kalangan wong Wonogiri atau bahasa Indonesianya saling mengajak saudaranya jika ada kerabatnya yang sukses berbisnis di rantau. Misalnya, usaha bakso Si A sukses di Makassar, hingga setiap menjelang lebaran Si A selalu mudik ke kampungnya di Wonogiri. Kemudian ketika akan balik ke Makassar Si A ini akan mengajak anggota keluarganya entah adiknya, sepupunya atau tetangganya untuk merantau di Makassar.Di Makassar tersebut, sesama orang Wonogiri berkerabat. Kerabat yang diajak dari kampung ini membantu usaha jualan bakso. Selama di Makassar, kerabat yang ikut ditampung di rumah Si A. Sambil membantu usaha jualan bakso, para kerabat ini mulai belajar bagaimana menjalankan usaha bakso. Si A ini memberikan pelajaran bagaimana cara mengolah bakso yang enak, menghitung penggunaan modal.
Bahkan jika sekiranya kerabat yang ikut kerja di Si A itu mampu dan dipercaya, tak segan Si A ini memberikan pinjaman kepada kerabatnya untuk berbisnis sendiri. Itulah disebut paseduluran. Seperti itulah kebiasaan masyarakat Wonogiri. Sesama kerabat harus saling membantu guna mengangkat derajat ekonomi saudaranya di kampung halaman. ·
4. Kunci Sukses Wong Wonogiri - Laku Prihatin
Kunci sukses orang Wonogiri ketika dalam perantauan yang selanjutnya adalahlaku prihatin. Yang dimaksud laku prihatin adalah menahan sementara hawa nafsu terhadap keinginan yang bersifat materi, demi mencapai cita-cita yang diinginkan kelak. Laku prihatin ini sangat dianjurkan kepada siapa saja yang ingin sukses, harus bersusah-susah dahulu sebelum usahanya lancar.Laku prihatin bisa juga dikaitkan dengan sikap hemat. Laku prihatin ini sangat efektif untuk mengindar dari sikap foya-foya. Jika ada kelebihan dana, maka dana itu segara ditabungkan untuk masa depan. Laku prihatin bisa bentuk dari kesederhanaan. Wong Wonogiri menerapkan sebagian besar prinsip tersebut dalam hidupnya.
Demikianlah sedikit ulasan rahasia sukses orang Wonogiri di perantauan. Pelajarannya adalah jangan menyerah dengan keadaan, hidup harus terus berlanjut, walau alam tak bersahabat mari kita mencari rezeki di tempat lain.Toh Rezeki Allah tak hanya ada pada satu tempat saja. Jika kita mau perjuang pastilah akan menuai kesuksesan. Seperti para pengusaha asli Wonogi
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam Sukses